Ga nyangka rasanya saya berhasil lolos ujian saringan masuk MMUI. Setelah melewati tahap yang melelahkan dan menjemukan, ditambah perasaan yang dibuat tak karuan karena sudah membuat salah satu keputusan besar dalam hidup saya, akhirnya saya terima kabar baik juga. Alhamdulillah. Saya rasa penting untuk membagi pengalaman saya mengikuti tes ini, supaya teman-teman punya sedikit gambaran tentang bagaimana alur tes penerimaan di Magister Manajemen Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK.
Tahap pertama calon mahasiswa UI diminta untuk registrasi akun di situs resminya penerimaan.ui.ac.id. Setelah melengkapi form di situs tersebut, kita diwajibkan melunasi biaya registrasi sebesar Rp. 750.000*. Penerimaan Magister Manajemen UI tidak memerlukan sertifikat TOEFL, IELTS, ataupun sertifikasi bahasa lainnya, namun nantinya skill bahasa Inggris kalian akan diuji pada tes tertulis dan wawancara yang dilaksanakan full-English.
Setelah tahap registrasi ini selesai, calon mahasiswa baru akan mendapat kartu ujian yang berisi informasi tentang tahap selanjutnya yaitu tes tertulis.
Saya mendapat jadwal pukul 7 pagi di kampus UI Depok. Ada baiknya sebelum tiba hari H ujian tertulis ini, teman-teman mempersiapkan diri dengan banyak mengerjakan soal-soal TPA. Jangan lupa juga perbanyak berdoa, dan bersedekah. Jaga pola makan dan rutin berolahraga juga penting supaya pada saat ujian kondisi tubuh teman-teman berada pada titik prima. Oh iya, ada satu hal yang tak kalah penting juga, yaitu mengecek lokasi ujian kita. Pastikan teman-teman tahu persisi dimana gedung lokasi ujian teman-teman, kalau perlu cek juga posisi kursi kalian didalam kelasnya, serta hitung perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalan dari lokasi tempat tinggal teman-teman ke lokasi ujian. Karena aturannya sangat ketat, telat datang kita bisa langsung didiskualifikasi.
Tes Tertulis
Jangan datang tepat waktu ketika ujian. Lebih baik teman-teman datang lebih cepat karena pada hari ujian tertulis jalanan di kompleks UI sangat ramai oleh mobi-mobil para peserta ujian maupun pengantarnya. Ya, sebab semua ujian tertulis dari semua program studi dilaksanakan pada hari yang sama!
TPA terdiri dari tes kemampuan verbal (mencari hubungan antar kata), deret angka, logika wacana, serta soal matematika. Waktu yang disediakan ketika ujian sangat terbatas, dan peserta tidak diperbolehkan memakai alat penunjuk waktu (jam tangan, cellphone, dsb.).
Setelah TPA selesai, peserta diperbolehkan beristirahat sebelum masuk ke tes bagian berikutnya yaitu bahasa Inggris. Soal-soalnya tak beda jauh dengan tes TOEFL hanya saja tanpa tes listening. Cukup kaget juga karena saya pikir apabila nantinya akan ada perkuliahan bahasa Inggris kemampuan listening ini sangat krusial. Menurut saya bagian soal yang paling sulit yaitu pada bagian memahami wacana. Masalahnya artikel yang diberikan benar-benar diluar expertise saya. Di bagian ini kemampuan skimming atau membaca teks dengan cepat akan sangat membantu. Saran saya teman-teman bisa berlatih dengan membaca tulisan bebahasa Inggris seperti berita atau artikel ilmiah (jangan karya fiksi) dengan cepat.
Setelah ujian selesai teman-teman akan dikabari oleh pihak kampus apabila lulus dalam tahap ini paling cepat satu bulan. Iya, kalian ga salah baca. Satu bulan. Paling cepat.
Tes Wawancara
Di tengah kesibukan saya di kantor, saya menerima sebuah SMS yang isinya cukup mengejutkan.
Saya mendapat undangan wawancara, yang berarti… saya lolos ujian tertulis! Yess!! Saya bahagia sekaligus panik, karena waktu yang diberikan untuk melengkapi semua berkas yang diperlukan hanya dua hari. Saya langsung telepon dosen pembimbing S1 saya di Jatinangor pak Sutiono (I love you, pak!) dan alhamdulillah beliau setuju untuk membuatkan saya surat rekomendasi. Atasan saya di kantor pun juga setuju untuk membuatkan surat rekomendasi.
Surat motivasipun saya buat semenarik dan semeyakinkan mungkin. Tips dari saya jangan meminta orang untuk membuatkan surat rekomendasi, karena nanti ketika wawancara kita akan ditanya tentang motivasi kita. Pastinya teman-teman ga mau kan ketika diwawancara bicaranya gelagapan?
Wawancara dilaksanakan dua tahap. Tahap pertama berbahasa Indonesia, pertanyaannya seputar kebiasaan belajar ketika S1, motivasi mengikuti program ini, bagaimana cara agar bisa lulus tepat waktu, dan kelebihan serta kekurangan kalian. Teman-teman disarankan tenang ketika wawancara ini, jangan terlihat panik, jawablah dengan tenang dan meyakinkan tanpa perlu berapi-api, dan jawab dengan jujur.
Tahap kedua pertanyaannya kurang lebih sama, hanya saja dilakukan dalam bahasa Inggris.
Hari Penentuan
Di tahap ini tak ada yang bisa dilakukan selain berdoa, sedekah, dan pasrah kepada sang maha pemilik takdir. Kalau lolos di tahap ini kalian akan diberikan surat pemberitahuan resmi melalui email seperti ini.
Semoga informasi yang saya berikan berguna, dan bagi teman-teman yang sedang mengejar impian kuliah S2-nya selamat berjuang!
*Per April 2015. Harga bisa berubah beberapa tahun kedepan.
Leave a comment